Jakarta, Indonesia – 13 Juni 2024 Diskusi meja bundar kesehatan yang diadakan minggu lalu di Jakarta antara perwakilan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia) dan Universitas Nottingham (UoN) menandai babak baru dalam upaya bersama untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi di Indonesia. Acara ini bertepatan dengan kunjungan delegasi dari universitas peringkat 20 terbaik di Inggris ini ke Indonesia. Diselenggarakan oleh Equatorise, sebuah perusahaan konsultan yang berbasis di London yang mempercepat ekspansi perusahaan Indonesia dan ASEAN ke Eropa dan Inggris, diskusi ini menyoroti area penting untuk kolaborasi dan menghasilkan langkah-langkah konkret untuk mengatasi kesenjangan dalam perawatan kesehatan ibu.
Diskusi meja bundar, yang bertepatan dengan kunjungan UoN ke Indonesia pada 6 Juni, mempertemukan para ahli dari UoN dan perwakilan dari KADIN Indonesia. Para ahli mempresentasikan temuan mereka tentang disparitas kesehatan ibu di Indonesia dan mengusulkan solusi inovatif, termasuk teknologi genomik untuk perawatan pribadi dan analisis data besar untuk meningkatkan hasil kelahiran.
Dalam membuka sesi, Steven Marcelino, Komite Bilateral UK & Irlandia di KADIN dan Managing Partner & CEO Equatorise Advisory, mengatakan, “Mengatasi tantangan ini sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan populasi serta mempersiapkan Generasi Emas Indonesia pada 2045. Memanfaatkan teknologi genomik dalam perawatan ibu dan anak akan memberikan perawatan dan intervensi yang dipersonalisasi yang dapat mencegah komplikasi dan meningkatkan hasil kesehatan untuk ibu dan anak.”
Profesor Jane E. Norman, Provost dan Wakil Rektor Universitas Nottingham, menyoroti perlunya perhatian khusus pada perawatan kesehatan terkait kehamilan, menyatakan, ‘Kehamilan dan kesehatan ibu adalah bidang yang kurang berkembang. Sebagai contoh, pemanfaatan Viagra untuk mengembangkan terapi yang mencegah kontraksi otot prematur saat persalinan, yang menekankan pentingnya memperbaiki waktu persalinan untuk mencegah kematian janin dan kelahiran prematur. Sayangnya, peraturan menghambat perusahaan farmasi, menjadikannya tidak menguntungkan bagi mereka untuk berinvestasi dalam obat-obatan terkait kehamilan karena durasi sembilan bulan terlalu pendek dibandingkan dengan kondisi kronis seperti penyakit jantung, meskipun risiko yang terlibat sangat besar. Akibatnya, ibu sering kali tidak menerima obat-obatan yang diperlukan. Selama 20 tahun terakhir, hanya beberapa obat yang dikembangkan untuk kehamilan dibandingkan dengan penyakit jantung dan lainnya.’
Untuk mengatasi hal ini, ia menyarankan pemanfaatan analisis data besar dan alat diagnostik seperti program pelatihan ultrasound untuk meningkatkan hasil kelahiran dan mengurangi disparitas akses kesehatan di berbagai daerah.
Dr. Louise Walker, Associate Professor of Midwifery/Professional Lead, Faculty of Medicine & Health Sciences di Universitas Nottingham, menambahkan, ‘Menyatukan pendidikan dan praktik bidan di Indonesia sangat penting untuk meningkatkan hasil kesehatan ibu. Inisiatif pemberian ASI, seperti inisiatif ramah bayi UNICEF, sangat penting. Menyusui memiliki banyak manfaat, termasuk mengurangi risiko obesitas, diabetes, dan kanker payudara. Kita juga membutuhkan penelitian komprehensif tentang dampak perawatan pasca-persalinan pada wanita dan bayi baru lahir.’
Kolaborasi untuk Meningkatkan Akses dan Pendidikan
Dr. dr Ivan Sini, Komisaris Utama Bundamedik Healthcare System (BMHS), mengakui keragaman demografis negara dan transformasi yang sedang berlangsung dalam akses layanan kesehatan melalui program BPJS, serta menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk meningkatkan sumber daya dan inovasi dalam layanan kesehatan. Tantangan seperti kekurangan profesional kesehatan dan ketimpangan pendidikan yang signifikan perlu diatasi melalui kerja sama dengan mitra internasional.
Untuk merespons tantangan ini, Dr. Ivan Sini mengusulkan beberapa area potensial untuk kolaborasi, antara lain:
Langkah Konkret ke Depan
Di akhir diskusi, Dr. Bagus Muljadi, Asisten Profesor di Universitas Nottingham menegaskan, ‘Universitas Nottingham sangat berkomitmen untuk mendorong kemitraan dan kolaborasi dengan institusi Indonesia seperti UI, ITB, dan UGM, melalui inisiatif seperti UKICIS. Tujuan kami adalah meningkatkan kemampuan penelitian dan pengembangan, memfasilitasi pertumbuhan dan inovasi bersama. Kami sangat antusias tentang pengembangan pusat terjemahan di Jawa Barat, yang akan menjadi pusat untuk menerjemahkan penelitian akademik menjadi aplikasi praktis. Pusat ini akan fokus pada area krusial seperti teknologi medis, analisis data, dan solusi kesehatan yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.’
Diskusi meja bundar ini menghasilkan beberapa langkah konkret yang akan diambil oleh kedua pihak, antara lain:
Diskusi kesehatan antara Indonesia dan Nottingham menunjukkan komitmen kuat dari kedua pihak untuk bekerja bersama dan mengatasi kesenjangan kritis dalam perawatan kesehatan ibu di Indonesia. Ke depannya, Equatorise terbuka untuk merealisasikan langkah-langkah konkret kolaborasi antara Indonesia dan Inggris. Dengan memanfaatkan keahlian riset dan semangat kolaborasi, perubahan positif dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi di Indonesia.