Rise to the challenge?

Search on this Page

Press Release

ASEAN Regional Livestock Carbon Market Convening Champions Sustainable Livestock as Climate Solution

Jakarta, Indonesia – 22 April 2025 – Dalam rangka merayakan Hari Bumi, ASEAN Alliance on Carbon Markets (AACM) dan Global Dairy Platform (GDP) bersama-sama menyelenggarakan ASEAN Regional Livestock Carbon Market Convening, yang menghadirkan lebih dari 130 peserta dari seluruh Asia Tenggara. Acara ini diselenggarakan dalam format hybrid dan mempertemukan para pemangku kepentingan dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk membahas bagaimana pasar karbon dapat mendukung transisi menuju sistem peternakan beremisi rendah dan berkelanjutan.

Sambutan pembuka dari pimpinan AACM dan GDP menyoroti potensi besar kawasan untuk mengurangi emisi metana sekaligus memperkuat penghidupan pedesaan dan ketahanan pangan. Satvinder Singh, Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Komunitas Ekonomi ASEAN, menekankan perlunya transformasi mendesak di sektor peternakan, yang merupakan salah satu sumber emisi terbesar di ASEAN dan pendorong utama ekonomi pedesaan. Saat ini, sektor pertanian menyumbang lebih dari 13% emisi di ASEAN, dengan proyeksi peningkatan emisi per kapita sebesar 1,5 kali lipat pada tahun 2040 jika tidak ada tindakan yang diambil.

Dua sesi panel ahli membahas solusi nyata, mulai dari inisiatif biogas percontohan hingga strategi mitigasi khusus untuk industri susu. Diskusi menekankan pentingnya menjaga integritas lingkungan, keterlibatan petani, dan skala proyek yang dapat ditingkatkan. Ekosistem karbon Indonesia ditampilkan sebagai model potensial bagi kawasan, dengan estimasi pendapatan karbon sebesar USD $1,1 triliun dan potensi penciptaan jutaan lapangan kerja hijau.

Salah satu momen penting dalam acara ini adalah penandatanganan pernyataan bersama Hari Bumi oleh AACM dan GDP. Pernyataan tersebut menyerukan akses yang adil dan inklusif bagi petani ke pasar karbon, peningkatan investasi dalam pertanian cerdas iklim, serta keselarasan yang kuat dengan target iklim global. Hal ini menegaskan komitmen bersama kedua organisasi untuk mendukung transisi yang adil dan efektif menuju sistem peternakan beremisi rendah di kawasan.

Selain sesi pleno, para peserta juga mengikuti diskusi kelompok untuk bersama-sama menyusun peta jalan aksi bersama. Sesi ini berfokus pada tiga area penting: penguatan tata kelola proyek, pembangunan kapasitas untuk Pemantauan, Pelaporan, dan Verifikasi (MRV), serta pembukaan mekanisme pembiayaan untuk inisiatif karbon di sektor peternakan. Upaya kolaboratif ini menandai langkah penting menuju aksi regional yang terkoordinasi dalam pertanian berkelanjutan.

Acara ini ditutup dengan komitmen kolektif untuk memajukan proyek pasar karbon peternakan yang berintegritas tinggi di seluruh kawasan, menjadikan sektor peternakan Asia Tenggara sebagai bagian penting dari solusi iklim global.